Header Ads

Header Ads

KULIAH TAMU: STRATEGI MEMBANGUN KARAKTER ANAK DI ERA NEW NORMAL (STUDI KASUS SINGAPURA)

 

Pandemi tak menyurutkan semangat mahasiswa Program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IPMAFA untuk terus mengupayakan diri dalam menambah wawasan lewat berbagai diskusi. Kali ini pada tanggal 7 Desember 2020, tim Diskusi Ibtida’ kembali hadir menyelenggarakan sebuah forum diskusi virtual dalam kuliah tamu dengan mengusung tema,” Strategi Membangun Karakter Anak di Era New Normal”. Diskusi ini terasa semakin menarik karena disampaikan oleh narasumber dari Singapura,  Bapak Muhammad Azri Azman.

Pada kuliah tamu kali ini beliau membahas membahas secara detail mengenai strategi yang digunakan dalam membangun karakter anak di  Singapura selama era new normal berlangsung. Bermula dari tersebarnya covid-19 pada bulan Februari 2020 lalu, ada banyak kasus yang tersebar pada hampir seluruh negara di dunia, begitu pula di Singapura.  Sudah kita ketahui bersama pula bahwa penyebaran virus ini secara bersamaan juga sangat berdampak pada seluruh komponen masyarakat, baik mengenai interaksi sosial, penerbangan, dan tak ketinggalan pula lembaga pendidikan. Sekolah-sekolah ditutup dan kegiatan pembelajaran untuk sementara waktu diliburkan sampai waktu yang belum pasti.

Adanya covid-19 ini, memunculkan istilah new normal yang merupakan tata laku kehidupan baru untuk beradaptasi dengan penyebaran virus covid-19. Segala sesuatu yang semula diberhentukan untuk sementara waktu perlahan-lahan mulai dilaksanakan kembali berdasarkan protokol new normal yang telah diberlakukan oleh beberapa negara di seluruh dunia termasuk Singapura.

Singapura adalah sebuah negara yang memiliki kurang lebih 5,7 juta penduduk. Negera ini termasuk negara yang unggul dalam segi pendidikan, mereka memiliki kualitas pendidikan yang baik. Singapura sendiri dalam tingkatan pendidikannya memiliki 4 tingkatan dimana pada setiap tingkatan sebelum berlanjut ke tingkatan selanjutkan diberlakukan tes-tes tertentu untuk mengukur kemampuan dan kesiapan peserta didik sebelum berlanjut pada tingkatan selanjutnya.

Pada awal penyebaran virus covid-19, Singapura turut meliburkan kegiatan pembelajaran tatap muka, dan menutup sekolah selama satu bulan dan perpanjangan selama 6 minggu lamanya. Hal ini tentunya menjadi sebuah problem yang mana perlu untuk segera ditemukan solusi agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan ditengah pandemi ini. Dan tidak berbeda dengan Indonesia, di Singpura juga diberlakukan sistem baru yakni new normal. Dalam pemberlakuan system baru ini, Singapura mulai berbenah diri dam mulai menyusun strategi mengenai pembelajaran dan pembangunan karakter untuk peserta didik.

Strategi pertama yang diberlakukan adalah peralihan pembelajaran dari tatap muka ke daring (dalam jaringan), atau di Negara Singapura lebih familiar dengan sebutan HBL (Home Based Learning). Adanya strategi ini tak cukup mengatasi masalah pembelajaran yang ada, justru adanya sesuatu yang baru juga memicu hal-hal baru yang perlu untuk kita kenali lebih dalam terlebih dahulu. HBL mengharuskan guru untuk kembali beradaptasi dan belajar kembali, oleh karena itu guru di sini mendapatkan pelatihan khusus tentang bagaimana dan strategi apa saja yang dapat digunakan untuk melaksanakan HBL dengan perkembangan situasi dan kondisi yang ada. Hal yang disipakann tentunya adalah media pembelajaran apa yang digunakan nantinya. Sebisa mungkin lembaga-lembaga sekolah di Singapura harus mampu mengikuti perkembangan yang ada. Meskipun demikian ada beberapa lembaga- lembaga kecil yang belum mapu untuk beradaptasi dengan sistem pembelajaran HBL, maka dengan sangat terpaksa harus ditutup.

Selain berdampak pada sistem pembelajaran, pendidikan karakter juga menjadi sorotan bagi beberapa sekolah di Singapura. Adapun pendidikan karakter yang ditanamkan di Singapura bertujuan untuk menjadikan insan atau sosok yang terpelajar dan modern, menjadi sosok pembangun ekonomi negara, dan mampu menjadi sosok yang  menghargai perbedaan dan duduk dalam satu masyarakat yang harmonis dalam beragama. Dan semua tingkat satuan pendidikan harus menanamkan poin-poin dari pendidikan karakter ini. Maka dari itu ada aturan penting yang benar-benar harus diprioritaskan yang melibatkan pendidik baik guru, orang tua, ataupun lembaga pendidikan yang bersangkutan. Adapun peranan guru, orang tua, dan lembaga sebagaimana berikut.

Peranan guru :

  •  memastikan pembelajaran di rumah dapat dijalankan dengan sebaik mungkin.
  •  meningkatkan kapasitas untuk mendidik secara online dengan efektif, baik penyesuaian kurikulum dan dalam proses pembelajaran secara online dengan memberlakukan belajar bebas tanpa batasan waktu dan tempat dengan memanfaatkan yang ada.
  • guru juga harus ikut beradaptasi dengan platform yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
  • Pada masa pandemi ini selain menjadis seorang pendidik, guru juga dituntut untuk multitasking yakni selain berperan sebagai seorang pendidik juga berperan sebagai seorang suster (perawat), ahli IT, dan social worker.
  • Sesama guru juga diharapkan saling sharing pengalaman dalam mengajar online saat ini.

Peranan orang tua

·      Membantu dan menyokong proses pebelajaran di rumah (Home based learning), yakni dengan menyiapkan fasilitas kepada anak, memastikan suasana yang kondusif untuk belajar, memastikan anak mengikuti kegiatan pembelajaran pada umumnya walaupun dalam kondisi online. Orang tua harus benar-benar bisa berupaya dalam memaksimalkan pembelajaran anak selama di rumah. Karena kapasitas guru disini dinilai sangat terbatas berbeda ketika pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka di sekolah.

Peranan lembaga pendidikan

·  Mengeluarkan kebijakan kebijakan yang dapat disesuaikan dan mempermudah proses   pendidikandi era new normal.

·         Bekerja sama dengan guru dan orang tua.

·    Meningkatkan  kapasitas guru untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran di era new     normal.

·         Mengamati pembangunan karakter diluar fokus akademik.

·         Memastikan pemerataan sistem pembelajaran untuk semua pelajar.

Terlepas dari semua yang disebutkan tersebut, segala macam upaya dan strategi tentunya tidak akan mampu berjalan dengan baik dan maksimal tanpa adanya kerjasama yang baik pula dari berbagai pihak. Dan hal ini tentunya perlu untuk terus ditingkatkan.